Advertorialnews.com – Suasana haru menyelimuti lingkungan pabrik Coca-Cola di Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung, jelang penutupan resmi pada 1 Juli 2025. Di balik bangunan megah yang selama ini menjadi pusat produksi minuman ternama itu, tersimpan kisah pilu dari puluhan pekerja yang kehilangan pekerjaan.
Sebanyak 70 karyawan resmi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kini harus mencari jalan hidup baru.
Suara dari Pekerja: “Kami Bingung Mau ke Mana”
Pabrik Ditutup, Harapan Baru Dicari
Penutupan pabrik ini menyisakan ketidakpastian ekonomi di kalangan pekerja. Meskipun perusahaan memberikan pesangon enam kali gaji dan tanggungan BPJS selama 10 bulan, namun banyak yang merasa belum siap menghadapi persaingan dunia kerja di luar sana.
Sebagian kecil ditawari relokasi ke Jakarta atau Surabaya, namun tidak semua bersedia pindah karena alasan keluarga dan biaya hidup.
“Saya tidak bisa tinggalkan ibu saya yang sakit-sakitan. Kalau harus pindah ke Surabaya, saya tidak sanggup,” kata seorang pekerja perempuan yang menolak namanya dipublikasikan.
Pemerintah Diminta Hadir Lebih Nyata
Disnaker Badung sudah menyusun skema pelatihan wirausaha dan penyediaan akses kerja baru, namun para pekerja berharap program ini tidak sekadar formalitas.
Beberapa di antara mereka bahkan berharap pemerintah daerah bisa menarik investor baru ke Bali, sehingga lapangan kerja bisa tercipta kembali.
(Red)