Advertorialnews.com - Studio arsitektur lokal asal Indonesia bergabung dalam proyek perdana Chris Precht di Asia Tenggara, menghadirkan narasi baru tentang arsitektur tropis yang kontekstual dan berkelanjutan.
Dalam lanskap arsitektur Asia Tenggara yang terus berkembang, kolaborasi antara Chris Precht, arsitek visioner asal Austria, dengan PangkatDua, studio arsitektur lokal dari Indonesia, menjadi penanda penting akan arah baru desain tropis yang inklusif dan relevan secara global.
Proyek ini menjadi langkah strategis bagi PangkatDua—sebuah studio muda berbasis di Bali—untuk membawa perspektif lokal dan praktik berbasis konteks ke dalam percakapan desain internasional.
“Kami melihat proyek ini bukan hanya sebagai prestasi, tapi sebagai panggung pembuktian bahwa pendekatan arsitektur tropis dari Asia Tenggara memiliki tempat di percakapan global,” Andre Pratama, CMO PangkatDua
Chris Precht dikenal luas berkat pendekatan desain biomimikri dan keberlanjutan yang kuat. Dalam proyek perdananya di Asia Tenggara, ia menggandeng PangkatDua sebagai mitra lokal dalam
merancang residential villa eksklusif di kawasan Nuanu Creative City, Bali—sebuah pusat kreatif yang tumbuh di tengah alam dan budaya Bali.
OXO Living bekerja sama dengan NUANU sebagai pengembang, mempertemukan kedua arsitek ini dalam semangat kolaborasi untuk membentuk masa depan arsitektur tropis yang inklusif dan berkelanjutan.
Keduanya bersatu dalam merancang residential villa yang berlokasi di Nuanu Creative City, Tabanan—sebuah kawasan yang tumbuh sebagai ekosistem kreatif dan hidup berkelanjutan. Proyek ini menjadi eksplorasi mendalam atas pertanyaan: bagaimana arsitektur bisa bernapas, tumbuh, dan membentuk ikatan emosional dengan lingkungan?
Dialog Global dan Lokal dalam Arsitektur Tropis
Proyek ini dirancang sejak Desember 2024 dan ditargetkan memasuki tahap konstruksi pada akhir 2025. Fokus desain mengedepankan wellness sebagai inti gaya hidup tropis masa depan, dibingkai dalam empat pilar utama:
Privacy —Mind —Motion — Renewal
PangkatDua membawa sensitivitas terhadap iklim, adat, dan materialitas tropis, sedangkan Precht menyumbangkan sistem dan visi desain global. Keduanya menjalin kolaborasi bukan hanya untuk
membangun, tapi untuk mendefinisikan ulang bagaimana arsitektur bisa hadir sebagai makhluk hidup—yang tumbuh dari tanah dan budaya tempat ia berdiri.
Akselerasi Posisi Arsitektur Asia Tenggara
Di tengah perhatian global terhadap keberlanjutan dan living design, kolaborasi ini menjadi
representasi bahwa Asia Tenggara, khususnya Indonesia, memiliki modal budaya dan kontekstual yang kuat untuk menawarkan solusi desain baru.
“Kami membawa lokalitas bukan sebagai batas, tapi sebagai kekuatan. Proyek ini adalah tentang membangun jembatan antara dua dunia—dan kami bangga bisa berdiri di tengahnya,” Farid Ghifari, CEO PangkatDua
Dengan pondasi nilai yang kuat, kolaborasi ini tidak hanya tentang proyek, tapi tentang membuka jalan baru bagi arsitek-arsitek muda di Asia untuk bermimpi lebih besar dan melangkah lebih jauh.
(Red)