Jakarta, DKI Jakarta - Jumat, 29 Agustus 2025 – Aksi joget anggota DPR RI Uya Kuya usai Sidang Tahunan MPR terus menjadi perbincangan publik. Video yang menampilkan dirinya bergoyang di ruang sidang viral dan menuai pro-kontra. Banyak masyarakat menilai perilaku itu tidak pantas dilakukan seorang wakil rakyat di forum kenegaraan.
Ramai Kritik Publik
Di media sosial, sejumlah warganet melontarkan kritik tajam. Sebagian menganggap joget di ruang sidang DPR mencederai marwah lembaga negara. Kritik makin ramai karena disertai dengan beredarnya narasi soal tunjangan anggota DPR yang dikaitkan dengan sikap Uya Kuya.
“Di saat rakyat sedang susah, DPR malah asyik joget-joget,” tulis salah satu komentar yang ramai dibagikan.
Klarifikasi Uya Kuya
Menanggapi hal tersebut, Uya Kuya akhirnya memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa banyak video yang beredar bukanlah peristiwa terbaru, melainkan potongan lama yang digabung dengan narasi menyesatkan.
“Video itu editan, ada cuplikan lama dari 2021–2023 yang dimunculkan lagi. Narasi soal tunjangan Rp 3 juta per hari juga bohong, bukan dari saya,” jelas Uya.
Joget Disebut Spontan
Menurut Uya, joget yang ia lakukan bukanlah aksi disengaja. Momen itu terjadi spontan setelah adanya penampilan musik mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) pasca pidato Presiden Prabowo Subianto.
“Saya hanya ikut bergoyang untuk menghargai musik. Tidak ada niat meledek siapa pun,” ungkapnya.
Permintaan Maaf
Walau sudah meluruskan kabar hoaks, Uya Kuya tetap menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat. Ia mengakui bahwa tindakannya bisa saja ditafsirkan berbeda oleh publik.
“Kalau joget tersebut dianggap menyakiti hati rakyat, saya pribadi minta maaf. Itu murni spontanitas, tidak ada maksud negatif,” tegasnya.
Citra DPR Jadi Taruhan
Kontroversi ini menambah catatan publik soal perilaku anggota DPR yang dinilai harus lebih berhati-hati. Aksi kecil sekalipun bisa viral di media sosial dan memicu kritik. Pengamat menilai, kejadian ini menjadi pengingat bahwa setiap anggota legislatif membawa citra lembaga, sehingga etika dan sikap di ruang sidang harus dijaga dengan baik.
Artikel ini telah tayang di
Advertorialnews.com